PARA ILMUWAN menemukan bukti dan petunjuk adanya tanda kehidupan di Titan, bulan yang terbesar di planet Saturnus, yang kemungkinan adalah alien primitif yang bernapas di atmosfer Titan.
Penemuan mengejutkan ini, ditemukan oleh penjelajah Cassini milik NASA yang sedang mengorbit, dan terungkap dalam dua laporan terpisah. Data dari Nasa tersebut menganalisis bahwa terdapat bahan kimia yang kompleks di permukaan Titan – bulan yang terkenal memiliki atmosfer padat.
Permukaannya ditutupi dengan pegunungan, danau dan sungai, para astronom menyebutnya dengan istilah Earthlike atau dunia yang paling dalam di tata surya. Bahan kimia organik itu terdeteksi dengan lebar 3.200 mil. Tapi cairan di Titan bukanlah air (hidrogen) tetapi metana dan para ilmuwan berharap kehidupan di sana adalah metana berbasis.
Makalah pertama, dalam jurnal Icarus, menunjukkan bahwa gas hidrogen yang mengalir melalui Atmosfer Titan, hilang di permukaan, yang kemungkinan membuat mahluk asing tersebut bisa bernafas.
Makalah kedua, dalam Journal of Geophysical Research, ada bahan kimia tertentu di permukaan Titan, yang dipercayai para ilmuwan terkemuka untuk dapat dikonsumsi oleh mahluk hidup.
Para ilmuwan memprediksikan bahwa sinar matahari berinteraksi dengan bahan kimia di atmosfer, menghasilkan asetilena yang jatuh ke permukaan Titan. Tapi masalahnya, Cassini asetilena tidak terdeteksi di sana.[...]
Para ahli memperingatkan bahwa mungkin ada penjelasan lain untuk hasil tersebut. Tapi secara bersama-sama, mereka menemukan bukti adanya dua kondisi penting yang diperlukan untuk kehidupan berbasis metana.
Seperti dilansir dari laman DailyMail, Sabtu (05/06/2010), Chris McKay dari NASA astrobiologis mengatakan, “Jika tanda-tanda ini tidak berubah menjadi suatu tanda-tanda kehidupan, itu akan menjadi dua kali lipat menariknya, karena akan mewakili bentuk kedua dari kehidupan independen dari berbasis air kehidupan di Bumi.”
Para ilmuwan percaya bahwa ketika Matahari ‘membengkak’, menelan Bumi, kemungkinan kondisi yang ideal di Titan menjadi hangat.
Profesor John Zarnecki dari Universitas Terbuka, mengatakan, “Kami percaya dari bahan kimia tersebut ada kehidupan terbentuk. Ini hanya membutuhkan panas dan kehangatan untuk memulai proses.”
0 comments:
Post a Comment
Jangan sia-siakan form komentar ini hanya untuk dipandangi saja. Tinggalkan jejak Anda.
Terima kasih atas komentarnya.
ttd,
Oktavian Andriyanto