Kehidupan alien (makhluk asing di angkasa luar) boleh jadi bukan sekadar karangan atau isapan jempol. Badan Aeronautika dan Angkasa Luar AS (NASA) terus menelusuri kemungkinan adanya kehidupan alien tersebut. Itu terjadi setelah lembaga tersebut menemukan dunia baru yang punya tanda-tanda kehidupan dan bisa ditinggali seperti bumi.
Teleskop milik NASA yang berada di orbit (garis bumi di tata surya) menemukan 54 planet potensial yang tampaknya berada dalam zona hunian. Planet-planet itu berada di luar tata surya kita selama ini.
Setelah selama setahun mengamati gugusan kecil sebuah galaksi, teleskop Kepler milik NASA berhasil menemukan 1.235 planet di luar tata surya kita. "Yang menakjubkan, 54 di antara planet-planet itu agaknya berada dalam zona yang ramah kehidupan. Tidak terlalu panas atau tidak terlalu dingin," terang William Borucki, kepala ilmuwan Kepler, Kamis lalu (3/2).
Hingga saat ini, hanya ada dua planet di luar tata surya kita yang dianggap berada di zona kehidupan (goldilocks zone). Tapi, temuan dua planet itu masih diperdebatkan.
Borucki memang belum memastikan bahwa 1.235 benda angkasa yang baru ditemukan tersebut adalah planet. Tapi, dia menyatakan bahwa planet-planet itu telah diverifikasi 80 persen. Seorang astronom malah meyakini bahwa temuan Kepler bisa 90 persen akurat.
Selanjutnya, diperlukan langkah besar lain untuk membuktikan bahwa planet-planet tersebut memiliki kondisi-kondisi dasar yang mendukung kehidupan. Misalnya, ukuran yang tepat, komposisi, temperatur, dan jarak dari bintang. Yang lebih detail dari tanda-tanda kehidupan itu adalah kondisi atmosfer serta adanya air dan karbon.
Menurut Borucki, meski sebuah planet berada di zona kehidupan, tidak berarti ada kehidupan di sana. Planet Mars bisa menjadi contoh. Bahkan, jika memang ada kehidupan di planet tersebut, kemungkinannya bukan makhluk yang pintar. Namun, bisa berupa bakteri, jamur, atau bentuk kehidupan lain yang belum pernah dibayangkan orang.[...]
Semua benda angkasa yang ditemukan teleskop Kepler itu berada dalam galaksi Milky Way, tapi jaraknya memang sangat jauh. Butuh berjuta-juta tahun perjalanan ke sana dengan memakai teknologi saat ini.
Kendati begitu, kata astronom, temuan Kepler tersebut bisa diaplikasikan untuk mengkaji bintang-bintang yang lebih dekat dengan bumi atau tata surya. "Anak cucu kita yang kelak harus memutuskan langkah berikut. Apakah mereka ingin ke sana" Atau cukup mengirimkan robot," papar Borucki dalam jumpa pers di markas NASA.
Sebelumnya, planet di luar sistem tata surya berjumlah 519 buah. Itu berarti Kepler mampu menemukan jumlahnya lipat tiga. Temuan tersebut diperoleh setelah teleskop Kepler memantau sekitar seperempat ratus langit malam. "Planet-planet itu juga diperkirakan beberapa ratus kali lebih besar (daripada bumi)," terang Borucki.
Astronom Yale University Debra Fischer, yang tidak termasuk tim Kepler tapi pakar lain NASA, menilai informasi tersebut bisa memberikan pijakan lebih kuat terkait dunia lain yang punya kehidupan. "Saya merasakan hal yang berbeda saat ini, setelah mengetahui temuan Kepler, dibandingkan sepekan lalu," katanya.
Astronom lain, Lisa Kaltenegger dari Harvard University, menyebut temuan tersebut sebagai kabar yang bagus. Kepler juga menemukan bahwa ada banyak planet yang relatif lebih kecil dibanding planet raksasa. Para astronom berpendapat bahwa sebuah planet harus solid "berbatu seperti bumi atau Mars" agar kehidupan dapat berkembang. Planet-planet yang sangat besar mungkin tidak solid dan sangat rawan terhadap gas yang sangat besar seperti Jupiter.
Sebanyak 68 planet yang ditemukan Kepler punya ukuran sama dengan bumi. Sebanyak 288 planet tak sampai dua kali lipat ukuran bumi sehingga dianggap masih berada di zona kehidupan optimal. Hanya 54 planet yang berada di zona kehidupan yang mendekati ukuran bumi. "Sisanya mendekati ukuran Neptunus atau Jupiter," jelas Borucki.
Planet yang termasuk dalam zona kehidupan dan zona hunian harus berjarak cukup jauh dari bintang. Jadi, planet tersebut bisa memiliki cairan atau air di permukaannya. NASA berpendapat, suhu zona hunian berkisar 0 derajat hingga 200 derajat Fahrenheit (-17 derajat hingga 93 derajat Celsius).
Teleskop Kepler diluncurkan pada 2009 dan berada di orbit di antara bumi dan Mars. Teleskop itu memerlukan waktu untuk menemukan planet-planet baru dan mengidentifikasi mereka. Para ilmuwan Kepler sangat ketat serta teliti dalam memastikan benda angkasa sebagai planet. Di antara 400 kandidat planet yang diumumkan tahun lalu, hanya sembilan temuan Kepler yang dikonfirmasi sebelum Kamis lalu. (jpnn.com)
Setelah selama setahun mengamati gugusan kecil sebuah galaksi, teleskop Kepler milik NASA berhasil menemukan 1.235 planet di luar tata surya kita. "Yang menakjubkan, 54 di antara planet-planet itu agaknya berada dalam zona yang ramah kehidupan. Tidak terlalu panas atau tidak terlalu dingin," terang William Borucki, kepala ilmuwan Kepler, Kamis lalu (3/2).
Hingga saat ini, hanya ada dua planet di luar tata surya kita yang dianggap berada di zona kehidupan (goldilocks zone). Tapi, temuan dua planet itu masih diperdebatkan.
Borucki memang belum memastikan bahwa 1.235 benda angkasa yang baru ditemukan tersebut adalah planet. Tapi, dia menyatakan bahwa planet-planet itu telah diverifikasi 80 persen. Seorang astronom malah meyakini bahwa temuan Kepler bisa 90 persen akurat.
Selanjutnya, diperlukan langkah besar lain untuk membuktikan bahwa planet-planet tersebut memiliki kondisi-kondisi dasar yang mendukung kehidupan. Misalnya, ukuran yang tepat, komposisi, temperatur, dan jarak dari bintang. Yang lebih detail dari tanda-tanda kehidupan itu adalah kondisi atmosfer serta adanya air dan karbon.
Menurut Borucki, meski sebuah planet berada di zona kehidupan, tidak berarti ada kehidupan di sana. Planet Mars bisa menjadi contoh. Bahkan, jika memang ada kehidupan di planet tersebut, kemungkinannya bukan makhluk yang pintar. Namun, bisa berupa bakteri, jamur, atau bentuk kehidupan lain yang belum pernah dibayangkan orang.[...]
Semua benda angkasa yang ditemukan teleskop Kepler itu berada dalam galaksi Milky Way, tapi jaraknya memang sangat jauh. Butuh berjuta-juta tahun perjalanan ke sana dengan memakai teknologi saat ini.
Kendati begitu, kata astronom, temuan Kepler tersebut bisa diaplikasikan untuk mengkaji bintang-bintang yang lebih dekat dengan bumi atau tata surya. "Anak cucu kita yang kelak harus memutuskan langkah berikut. Apakah mereka ingin ke sana" Atau cukup mengirimkan robot," papar Borucki dalam jumpa pers di markas NASA.
Sebelumnya, planet di luar sistem tata surya berjumlah 519 buah. Itu berarti Kepler mampu menemukan jumlahnya lipat tiga. Temuan tersebut diperoleh setelah teleskop Kepler memantau sekitar seperempat ratus langit malam. "Planet-planet itu juga diperkirakan beberapa ratus kali lebih besar (daripada bumi)," terang Borucki.
Astronom Yale University Debra Fischer, yang tidak termasuk tim Kepler tapi pakar lain NASA, menilai informasi tersebut bisa memberikan pijakan lebih kuat terkait dunia lain yang punya kehidupan. "Saya merasakan hal yang berbeda saat ini, setelah mengetahui temuan Kepler, dibandingkan sepekan lalu," katanya.
Astronom lain, Lisa Kaltenegger dari Harvard University, menyebut temuan tersebut sebagai kabar yang bagus. Kepler juga menemukan bahwa ada banyak planet yang relatif lebih kecil dibanding planet raksasa. Para astronom berpendapat bahwa sebuah planet harus solid "berbatu seperti bumi atau Mars" agar kehidupan dapat berkembang. Planet-planet yang sangat besar mungkin tidak solid dan sangat rawan terhadap gas yang sangat besar seperti Jupiter.
Sebanyak 68 planet yang ditemukan Kepler punya ukuran sama dengan bumi. Sebanyak 288 planet tak sampai dua kali lipat ukuran bumi sehingga dianggap masih berada di zona kehidupan optimal. Hanya 54 planet yang berada di zona kehidupan yang mendekati ukuran bumi. "Sisanya mendekati ukuran Neptunus atau Jupiter," jelas Borucki.
Planet yang termasuk dalam zona kehidupan dan zona hunian harus berjarak cukup jauh dari bintang. Jadi, planet tersebut bisa memiliki cairan atau air di permukaannya. NASA berpendapat, suhu zona hunian berkisar 0 derajat hingga 200 derajat Fahrenheit (-17 derajat hingga 93 derajat Celsius).
Teleskop Kepler diluncurkan pada 2009 dan berada di orbit di antara bumi dan Mars. Teleskop itu memerlukan waktu untuk menemukan planet-planet baru dan mengidentifikasi mereka. Para ilmuwan Kepler sangat ketat serta teliti dalam memastikan benda angkasa sebagai planet. Di antara 400 kandidat planet yang diumumkan tahun lalu, hanya sembilan temuan Kepler yang dikonfirmasi sebelum Kamis lalu. (jpnn.com)
No comments:
Post a Comment
Jangan sia-siakan form komentar ini hanya untuk dipandangi saja. Tinggalkan jejak Anda.
Terima kasih atas komentarnya.
ttd,
Oktavian Andriyanto